Selasa, 28 Desember 2010

Karya Sastra


Metode Penelitian Sastra
1.  Perbedaan novel dan roman:
a.       Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya.
b.      Roman:
Roman merupakan karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Roman lebih banyak membawa sifat-sifat zamannya daripada drama atau puisi.
Van Leeuwen (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002:15-16) berpendapat, roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam satu keadaan. Pengertian ini mungkin ditambah lagi dengan “menceritakan tokoh sejak dari ayunan sampai ke kubur”, dan lebih banyak melukiskan seluruh kehidupan pelaku, mendalami sifat watak, dan melukiskan sekitar tempat hidup.
Virginia Wolf (dalam Henry Guntur Tarigan, 1984:64) mengatakan bahwa sebuah roman ialah sebuah eksplorasi atau suatu kronik kehidupan; merenungkan dan melukiskan dalam bentuk yang tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran, tercapainya gerak-gerik manusia.
H. C. Batos (dalam Henry Guntur Tarigan, 1984:64) berpendapat bahwa sebuah roman, kehidupan pelaku dimulai pada waktu muda, mereka menjadi tua, mereka bergerak dari sebuah adegan ke sebuah adegan yang lain. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa roman adalah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan seorang atau beberapa tokoh dari lahir sampai meninggal, dengan berbagai watak, perilaku dan kondisi lingkungannya yang diceritakan dengan kompleks. Sebuah roman terdiri dari beberapa unsur internal pembangunnya. Unsur-unsur tersebut adalah penokohan, latar, alur, tema dan amanat.

2.  Perbedaan esai dengan opini
a.       Esai:
Esai ialah karangan berbentuk prosa yang berusaha mendorong pembaca untuk menerima suatu pandangan tertentu (pendapat, pembuktian, fakta dan contoh).
Menurut H.B. Jassin (Sang Paus Sastra) esai adalah uraian yang  membicarakan bermacam ragam, tidak tersusun secara teratur tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran. Dalam esai terlihat keinginan, sikap terhadap soal yang dibicarakan, kadang-kadang terhadap kehidupan seluruhnya. Arief Budiman menarik pengertian esai sebagai karangan yang sedang panjangnya, yang membahas persoalan secara mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa.
Sementara itu pendapat dari Soetomo menyebut bahwa esai adalah sebagai karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas. Pengarang mengemukakan pendiriannya, pikirannya, cita-citanya, atau sikapnya terhadap suatu persoalan yang disajikan.
Pendapat yang lainnya muncul dari F.X. Surana yang menerangkan esai sebagai kupasan suatu ciptaan, tentang suatu soal, masalah pendapat, ideology, dengan panjang lebar. Kupasan ini berdasarkan pandangan penulisnya dan diutarakan secara tidak teratur.
Aan Sugianto Mas dalam modul untuk materi perkuliahan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan tahun 1998 menarik kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut bahwa esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dengan pendirian, pikiran, cita-cita, sikap penulisnya yang diutarakan secara tidak teratur.
Dari pengertian tersebut, beliau juga menuliskan tentang cirri-ciri esai sebagai berikut; 1.Pendek ,2.Berbentuk prosa,3.Bersifat subjektif, 4.Bersifat menerangkan saja, 5.Tidak teratur dibanding kritik.
b.      Opini
Opini adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs sifatnya objektif dan menghakimi.
3.  Perbedaan puisi dan sajak
a.       Puisi
Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan baris dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Rumusan pengertian ini yang menjelaskan kepada penikmat puisi yang  seringkali diajak oleh suatu ilusi tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi.
Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari bahasa yang dipergunakan serta dari wujud puisi tersebut. Bahasa puisi mengandung rima, irama, dan kiasan, sedangkan wujud puisi terdiri dari bentuknya yang berbait, letak yang tertata ke bawah, dan tidak mementingkan ejaan. Untuk memahami puisi dapat juga dilakukan dengan membedakannya dari bentuk prosa
b.      Sajak
Tidak ada satu defenisipun yang mampu menjawabnya dengan sempurna, kecuali mungkin jawaban melalui sajak pula.  Penyair Boris Pasternak pernah menjelaskan pengertian sajak dalam sajaknya yang berjudul Batasan Sajak:
sajak adalah siul melengking suram
sajak adalah gemertak kerucut salju beku
sajak adalah daun-daun menges sepanjang malam
sajak adalah dua ekor burung malam menyanyikan duel
sajak adalah manis kacang kapri mencekik mati
sajak adalah air mata dunia diatas bahu

Jika ingin lebih mengerucut lagi maka sebuah sajak pada hakekatnya mengundang kita berasosiasi. Tidak berinterpretasi, bertafsir-tafsir. Puisi mengundang kita lebih pada imajinasi dan interpretasi yang mungkin berbeda bagi setiap pembacanya.

4.  Perbedaan naskah drama dan teater
a.       Naskah drama
Drama sebagai karya sastra merupakan suatu karya yang terjalin bersama unsur-unsurnya. Unsur-unsur drama seperti dialog, tokoh, alur, dan tema membangun drama yang menggambarkan kehidupan yang lebih hidup. Unsur-unsur tersebut saling menjalin dan saling mengait secara bersama-sama membentuk totalitas drama secara utuh.
Seperti yang dikemukakan oleh Reaske (1966:5) bahwa drama sebagai karya sastra menggambarkan kehidupan dan aktivitas manusia dalam bentuk lakuan dan dialog yang bertujuan untuk dipertunjukkan. Ungkapan tersebut sejalan dengan pandangan Oemarjati (1971:76) yang mengatakn bahwa drama dalam deskripsinya sangat terbatas. Keterbatasannya disebabkan drama merupakan bentuk cipta sastra yang khusus untuk dipentaskan.
b.      Teater
Drama sebagai pertunjukan (teater) mengungkap bagaimana konkretnya dekor, kostum, dan penafsiran yang diberikan di atas panggung. Pertunjukkan merupakan sebuah sintesis dan mengimbau pada beberapa indera sekaligus yang didukung oleh sutradara, pemeran, panggung, penonton, dan perlengkapan panggung seperti: cahaya, tata rias, tata bunyi, dan tata pakaian.

Sesuai dengan pandangan Soediro Satoto dalam Sudarjanto.multiply.com (2008) bahwa perbedaan drama dan pertunjukan (teater) dilihat pada ciri-cirinya yaitu drama berbentuk skip atau naskah yang dibuat dari ide/kreasi pengarang (teks dramatik), karakter/tokoh, dan teori, sedangkan pertunjukan (teater) merupakan teks pertunjukan yang dipentaskan melalui interpretasi atau keinginan sutradara.
5.  Perbedaan biografi dan otobiografi
a.       Biografi
Biografi dalam sastra adalah penulisan riwayat hidup seseorang yang dianggap penting, orang-orang pemikirannya memberikan cara baru memandang dunia. Ciri khas dari sebuah biografi ialah menceritakan tentang seseorang dan mengandung kualitas fiksi yang luar biasa.
b.      Otobiografi
Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.













DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin, Drs. 1996. Drama Karya dalam Dua Dimensi Kajian Teori, Sejarah dan Analisis. Bandung: Angkasa
Oemarjati, Boen S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Laut Selatan.